Arina-SMK mobil mikro yang 100 persen buatan dalam negeri

20 Sept 2011 arrie


Selangkah lagi, bangsa Indonesia akan memproduksi microcar alias mobil mikro yang 100 persen buatan dalam negeri. Tak tanggung-tanggung, siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kemungkinan besar akan dilibatkan dalam proyek tersebut. ”Kami sedang menjajaki kerja sama dengan Armada Indonesia (Arina), nama mobil itu nantinya Arina-SMK. Sekarang masih dalam tahap prototipe, Mei 2009 nanti mungkin sudah bisa diluncurkan,” ujar Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Joko Sutrisno.


Penumpang, tampaknya tak perlu khawatir kesakitan saat mobil ini melaju di jalan yang tak rata. Teknologi shock breaker membuat respons ban dengan ukuran 3.50-10 lebih nyaman dilengkapi rem cakram. ”Sedang suku cadang juga mudah ditemukan di pasaran, karena 100 persen buatan Indonesia. Mobil Arina sendiri sudah resmi didaftarkan di Depkumham RI untuk digunakan sebagai mobil mikro di pasar Indonesia. ”Dengan tegaknya industri otomotif yang dimiliki 100 persen bangsa Indonesia sendiri, akan membantu menyerap tenaga kerja dari industri komponen otomotif dan industri karoseri dalam negeri.


Microcar dapat didefinisikan sebagai mobil yang ukurannya sangat kecil, yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai an extremely small size automobile. Selain itu, beberapa definisi dapat juga digunakan termasuk definisi yang menyebutkan ukuran, semisal ‘kendaraan yang panjangnya kurang dari tiga meter’ atau ‘kendaraan yang volume ruangnya kurang dari 2.400 liter’. Umumnya, meskipun bukan suatu keharusan, tempat duduk micocar hanya untuk dua orang, termasuk pengemudi, dan beberapa di antaranya menggunakan roda hanya tiga buah, meski dari sisi keamanan, empat roda lebih baik.

Alasan utama pembuatan microcar adalah untuk tujuan ekonomis dan efisiensi. Baik karena alasan harga peralatan dan teknologi yang diaplikasikan, yang mempengaruhi harga jual, maupun alasan mahalnya bahan bakar. Dengan konsumsi bahan bakar setara 40 km per liter, microcar merupakan alasan terbaik mengatasi mahalnya biaya operasional, termasuk biaya perawatan.



Sebelumnya, Indonesia juga masih mengembangkan Mobil GEA dari produk INKA Madiun. Mobil ini sedang dalam proses dikembangkan oleh para ahli di Indonesia menjadi the city car. GEA baru hadir dengan mesin 500 cc buatan lokal dengan body buatan INKA. Dr Nyoman Jujur, selaku koordinator RUSNAS Enggine (Riset Unggulan Strategis Nasional) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengakui mobil GEA yang saat ini menggunakan mesin berkapasitas 650 cc buatan Cina akan mengalami perubahan. Pihak BPPT-pun sudah berkordinasi dengan PT INKA. Saat ini, body mobil GEA tetap menggunakan produk PT INKA, namun mesin dibuat oleh sebuah sebuah industri lokal yaitu PT VEGA yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah. Dana yang didapatkan untuk membuat mesin tersebut berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi.

Mobil-mobil ‘mini’ yang sedang dirintis di Indonesia ini kemungkinan akan bersaing dengan perusahaan otomotif Tata Motors India yang 10 Januari lalu meluncurkan mobil merk Nano. Mobil itu didesain untuk empat penumpang bermesin 625 cc. Bahan bakar Nano termasuk irit, yakni satu liter untuk 20 km. Nano akan dilempar ke pasar dengan model orisinal dan dua varian deluxe. Versi deluxe itu dilengkapi AC dan aksesoris lain. Dengan harga dasar 2.500 dolar AS (Rp 22,5 juta).

Sementara itu, jauh-jauh hari perusahaan otomotis AS, Ford, menyatakan akan mendesain mobil mungil di India, sementara Nissan Motor bersama Renault akan meluncurkan mobil seharga 3.000 dolar AS. Tak mau ketinggalan Volkswagen, Toyota, Honda, dan Fiat juga mulai tertarik memproduksi mobil mungil karena permintaan pasar untuk jenis ini terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. (REPUBLIKA, 7 November 2008/ humasristek)


Leave a Reply

Powered by Blogger.
Powered by Blogger. Designed by elogi. Converted by Smashing Blogger for LiteThemes.com. Proudly powered by Blogger.