radar "ISRA" hasil riset LIPI merupakan jenis quiet radar (LPI = Low Probability of Intercept)

25 Aug 2011 arrie



“ISRA merupakan salah satu penelitian unggulan LIPI yang telah diajukan ke Ristek sebagai bagian dari Program 100 Hari Kementerian Riset dan Teknologi Kabinet Indonesia Bersatu II,” kata Umar. ISRA adalah radar hasil karya anak bangsa yang dihasilkan oleh peneliti-peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (PPET) LIPI yang baru saja diluncurkan bertepatan pada HUT LIPI ke-42 bulan Agustus 2009 lalu.


Ketua Bidang Telekomunikasi PPET LIPI yang juga peneliti ISRA, Dr.Mashury Wahab menjelaskan radar tersebut memiliki arti penting yakni digunakan untuk memonitor pergerakan kapal di wilayah perairan Indonesia dan sebagai pemandu kapal besar di pelabuhan agar tidak bertabrakan. ISRA juga sangat bermanfaat untuk mendukung sistem pengamanan di wilayah perairan barat Indonesia.

"ISRA juga bisa digunakan untuk mengantisipasi masuknya kapal laut pendatang ilegal, seperti daerah pantai di pulau terluar atau Selat Malaka yang rawan didatangi kapal asing tanpa izin," katanya.

Kelebihan ISRA selain karya anak bangsa juga karena menggunakan teknologi terbaru di bidang radar, yakni teknologi FM-CW (frequency-modulated continuous wave). Mashury menjelaskan, dengan menggunakan teknologi ini, ukuran dan konsumsi daya radar menjadi jauh lebih kecil.

"Frekuensi kerja ISRA adalah pada pita X-Band (9.4 GHz), menggunakan dua antena pemancar dan penerima yang bekerja bersamaan dan berbentuk modular serta mempunyai daya pancar maksimum 2 Watt dengan penguatan (gain) antena 30 dB," jelasnya.

Lebih lanjut Mashury menjelaskan keunggulan lain yang dimiliki ISRA adalah radar ini termasuk kategori quiet radar (LPI = Low Probability of Intercept) yang tidak menganggu sistem radar lain di sekitarnya.

Bahkan ISRA tidak terdeteksi radar scanner oleh pihak militer, dan memiliki sistem target tracking sesuai ARPA (Automatic Radar Plotting Aids) yang ditetapkan IMO (International Maritime Organization) serta terintegrasi dalam jaringan radar untuk memperluas daerah liputan.

Dalam kesempatan yang sama, Mashury juga menjelaskan pemasangan ISRA di Menara Mercu Suar Pantai Anyer karena lokasi ini berdekatan dengan Selat Sunda yang cukup ramai lalu-lintas kapalnya.

"Lokasi ini dipinjamkan oleh Ditjen Hubungan Laut Dephub," papar Mashury.

Mashury berharap penelitian radar mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena menurutnya, bidang pertahanan dan keamanan di Indonesia agak tertinggal dengan negara lain yang bahkan bukan negara maritim (kelautan). Mashury juga mengharapkan adanya stasiun radar yang permanen diwilayah sekitar Selat Sunda.


Leave a Reply

Powered by Blogger.
Powered by Blogger. Designed by elogi. Converted by Smashing Blogger for LiteThemes.com. Proudly powered by Blogger.